Reposisi peran jurnalisme lewat kuliah tamu bersama anggota pers

Posted By: Unknown - 6:48 PM
Reposisi peran jurnalisme lewat kuliah tamu bersama anggota pers

Kuliah tamu yang diadakan oleh Departemen Komunikasi pada 23 oktober yang lalu, mengajak para peserta unutk memahami jurnal istik terhadap isu saat ini. Pembicara yang hadir pada kesempatan ini adalah Bagir Manan selaku ketua dewan pers Indonesia dan Wina Armada selaku mantan pimpinan redaksi suatu harian. Focus dari pembahasan mereka berdua mengarah kepada peran jurnalis dan posisi jurnalisme sebagai ilmu yang kini telah dihadapakan pada sejumlah isu dan persoalan. Isu tersebut bisa berupa jurnalisme yang dikaitkan dengan embedded jornalisme terkait dengan pihak keamanan. Selain itu posisi jurnalisme kembali ditelaah dalam perpolitikan nasional dan penggunaan media social yang kini digandrungi banyak orang sebagai sumber berita alternative.

Pembahasan dari kedua pembicara ini memiliki perbedaan. Bagir lebih membahas untuk kembali mengingat apa fungsi utama dan hal-hal yang diutamakan dalam  media. Bagir menerangkan, “media adalah right authirty. Mengapa? Karena media mempunyai peran sebagai pengontrol dan pengritik. Pada abad ke 18 dan 19, pers adalah instansi yang sangat politik. Namun, sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwah ada perkembangan lain dalam pers”.

“pers yang saat ini berkembang adalah pers entertainment. Sedangkan dalam hali ini, entertainment memiliki tujuan social tertentu”, jelas bagir. Dengan adanya entertain ini dapat mendorong adanya pembaharuan politik. Bagir menekankan bahwah entertain tidak hanya sekedar sebagai hiburan semata. “mereka mempunyai motif dibalik itu semua untuk mengubah persepsi public”. Jika mengingat sejarah pers sendiri, justru kegunaan utamanya adalah membina demokrasi. Poin penting lainnya yang dibahas bagir adalah media seharusnya tidak hanya bekerja sebagai penyalur. Tatapi seharusnya juga dapat berperan sebagai pembentuk negeri manjadi lebih baik.

Rasa ketertarikan terhadap topic yang diberikan Bagir membuat mahasiswa antusias untuk bertanya. Disini Bagir memberikan masukan bagi pers kampus, “ jadikan pers kampus sebagai segmen intelektualitas yang dapat membangun kepribadian yang kritis, tanggung jawab, dan menhindari terjadinya kediktatoran dari pihak mayoritas.” Bagir menambahkan bahwah dalam membangun Indonesia, peran pers tidak akan pernah lepas.

Sedangkan Wina, menjelaskan, seputar pengalamannya menjadi seorang jurnalis dan menolak anggapan bahwah wartawan tidak dapat hidup makmur. Hal lain yang dibahas oleh wina adalah ketika melihat suatu peristiwa menarik, seorang wartawan akan muncul hasrat untuk meliput. “naluri kewartawanan itu tidak dapat dibeli. Naluri ini tentu mengacuh pada kebenaran dan tidak boleh ada intervensi yang menggangu dalam mengembangkan suatu berita”, papar Wina.

Share

& Comment

0 comments:

Post a Comment

Download It from Here

Distributed By My Blogger Themes | Designed By Templatezy